Masih bercerita tentang kampung halaman Saya, Desa Tingal Wanurejo, Borobudur. Saya ingin mengingatkan, ketika kalian sedang berkunjung ke Borobudur, jangan lupa sekalian mampir ke desa-desa wisata yang ada di sekitarnya, seperti Desa tingal, Candirejo atau Desa Tuksongo.

Ingin merasakan sensasi berbeda saat berkeliling menikmati suasana pedesaan, kalian bisa menyewa Andong yang banyak tersedia di luar kompleks Candi Borobudur. Atau mau yang sedikit adventure, kalian bisa menyewa sepeda ontel, yang juga banyak di sewa di sekitaran Komplek candi.

Kali ini, Saya ingin memberi referensi tempat-tempat wisata yang ada di sekitar Desa Tingal, Wanurejo, Borobudur.
1.Balkondes Wanurejo
Yang terdekat dari Desa Tingal, adalah Balkondes Wanurejo (jaraknya sekitar 500 meter dari Desa Tingal). Balkondes ini merupakan sebuah bangunan berpendopo klasik. Berdiri di tengah-tengah sawah, dan dikelilingi Perbukitan Menoreh. Dari Balkondes Wanurejo ini kita juga bisa melihat Candi Borobudur.



Di sini kita bisa mencicipi menu-menu yang di tawarkan (mau makanan berat, atau cemilan). Tempat ini sering digunakan untuk kumpul keluarga, reuni, melakukan pentas seni, atau camping. Selain Balkondes Wanurejo, ada beberapa Balkondes lain yang tersebar di sekitar wilayah Borobudur, seperti Balkondes Tuksongo dan Balkondes Candirejo.

Untuk melihat Balkondes lainnya yang ada di Borobudur dan sekitarnya, silahkan klik Instagram mereka masing-masing : Balkondes Tuksongo, Balkondes Candirejo , Balkondes Ngadiharjo, Balkondes Bumiharjo,
2.Limanjawi Art House
Sebenarnya keberadaan Limanjawi Art House ini sudah ada lama. Jaraknya dari rumah bude Saya yang ada di Desa Tingal Kulon, Borobudur itu sekitar 300 meter. Tapi baru 23 Desember 2017 kemarin, untuk pertama kalinya Saya mampir ke Art House ini.

Rumah klasik dengan beragam karya lukis ini terletak di di Jalan Brojonalan, dengan pemandangan sawah, serta Pegunungan Menoreh.

Waktu Saya kesini, sedang ada solo Art Exhibition karya Ekwan Marianto dengan judul pamerannya “Eternal Happiness”.




3.Ketep Pass
Terakhir kali Saya ke Ketep Pass itu tahun 2011, dulu belum ada tulisan KETEP PASS (tulisan buat background foto yang hits di setiap obyek wisata). Banyak tempat duduk dan beberapa gazebo untuk menikmati keindahan panorama Gunung Merapi dan Merbabu, sekaligus menikmati sejuknya udara di sini.


Fasilitas yang ada di Ketep Pass selain Museum yang berisi informasi kegunungapian, khususnya Gunung Merapi, kalian juga bisa lebih memvisualisasikan history Gunung Merapi dengan melihat videonya di Volcano Theatre. Menikmati panorama perkebunan hijau dengan bentang alam gunung yang gagah, sambil bersantai dan foto di Pelataran Panca Arga.





Fasilitas lengkap lainnya seperti toilet, Mushola, warung makan, parkir luas, dan yang lebih penting pemandangan dan suasananya bisa memuaskan seluruh panca indra.


Kalau dari Desa Tingal, waktu tempuhnya sekitar 1 jam berkendara. Patokannya, dari pertigaan Lampu Merah Palbapang, belok kiri ke Jalan Raya Magelang – Purworejo. Lalu belok kanan ke Jalan Blabak Mungkid. Untuk tiket masuknya sebesar 10 ribu per-orang dan untuk parkir mobil sebesar 5 ribu.
4.Mall Artos, Mertoyudan, Magelang
Waktu pulang kampung kemarin, Saya sempat bosen di rumah, karena main ke Sawah Jowahan udah. Ke Ketep Pass juga udah. Kulineran? masa makan terus! Saya lagi kepingin banget jalan-jalan ke Mall (mau ngabisin duit di atm #ORANGKAYA ) Hehe…
Mall di Magelang namanya “Artos”, jaraknya 1 jam berkendara dari Desa Tingal. Karena kemarin Saya naik mobil pribadi, Saya jadi agak bingung kalau mau ke mall ini naik angkutan. Soalnya transportasi online juga masih jarang di Borobudur. Alternatifnya, kalian harus ke Terminal Borobudur dulu untuk mencari angkutan. Akses jalannya sendiri seperti kalian mau ke Ketep Pass, hanya saja, kalian nggak perlu belok ke Jalan Mblabak-Mungkid, dari Jalan Magelang – Purworejo tinggal lurus aja, sampai ketemu lampu merah yang banyak percabangannya (posisi mall di sebelah kanan kalian).
5.Gunung Tidar dan Alun-Alun Magelang
Cukup unik tentang Gunung Tidar, karena terletak ditengah padatnya kota Magelang. Sekilas terlihat seperti taman kota, tapi bedanya pohonnya itu, pohon pinus yang tinggi, dan rapat (ya, sesuai dengan pohon pinus di pegunungan).
Sebenarnya Saya penasaran ingin mendaki sampai ke puncak gunung ini, tapi nggak sempat karena hari sudah sore. Saya dan sepupu lebih memilih untuk mengakhiri sore di Alun-alun Magelang.



Untuk tempat wisata yang ada di Borobudur dan sekitarnya sepertinya sudah cukup sampai di sini dulu. Di next postingan, Saya mau kasih tau sebuah puncak bukit yang penuh dengan bunga.

Di sana kita bisa melihat pemandangan terbuka secara 360 derajat. Akses ke bukit ini penuh perjuangan, karena Saya harus menempuh perjalanan 16 jam dari Magelang ke Kota Malang, lalu sempat nyasar di tengah perkebunan di Desa Wonokriti. Penasaran, bukit apa itu? Makanya tetap di tutursiska.com ya…